Diposkan oleh Riza Baktianto di 20.51 KRITERIEN INVESTASI. PENGANTAR Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek .. Untuk mengetahui kriteria tersebut, digunakan analisis finansial. Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek (Husnan amp Muhammad 2005). Analisis finansial terdiri dari: NPV, IRR, NETBC, dan PP. Berikut sy jelaskan mengenai beberapa hal tersebut .. a. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) suatu proyek menunjukkan manfaat bersih yang diterima proyek selama umur proyek pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. B. Netto-Nutzen-Kosten-Verhältnis (Net BC Rasio) Netto-Nutzen-und Kosten-Verhältnis (Net BC Ratio) menyatakan besarnya pengembalian terhadap setiap satu satuan biaya yang telah dikeluarkan selama umur proyek. Net BC merupakan angka perbandingan antara gegenwärtiger Wert dari Netto-Nutzen Yang Positiv Dengan Gegenwert Dari Netto-Nutzen Yang Negativ. C. Interne Rate Rückkehr (IRR) Interne Rate Rückkehr adalah tingkat Bunga Yang Menyamakan Gegenwart Wert Kas Keluar Yang Diharapkan Dengan Gegenwärtiger Wert Aliran Kas Masuk Yang Diharapkan, Atau Didefinisikan Juga Sebagai Tingkat Bunga Yang Menyebabkan Net Present Value (NPV) Sama Dengan Nol (0). Gittinger (1986) menyebutkan bahwa IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen D. Rückzahlungsperiode (PP) Rückzahlungsperiode atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain. 4.1 Keputusan gono gehen dan Pengurutan Proyek Pada hakikatnya melelui penilaian proyek, kita dapat menarik dua kesimpulan. Pertama, melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan apakah Benefit netto suatu proyek lebih besar atau lebih kecil daripada profitieren netto suatu peluang investasi marginal. Jika Suatu Proyek Menghasilkan Benefit netto Yang Lebih besar Daripada Nutzen Sie netto proyek marginal, pelaksanaannya dapat disetujui, jika lebih kecil, pelaksanaannya harusnya ditolak. Kesimpulan ini mendasari keputusan gono gehen Kedua, melalui evaluasi proyek kita dapat menentukan urutan berbagai proyek dalam serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marginal, dan proyek yang berada pada urutan teratas dalam susunan proyek berarti, proyek tersebut merupakan proyek yang mempunyai Benefit lebih besar. Kelompok proyek yang termasuk dalam kedua jenis ini, dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 183 Proyek yang gegenseitig ausschließliche Alternativen, dua atau lebih proyek merupakan gegenseitig ausschließliche Alternativen, apabila pelaksanaan salah satu diantaranya meniadakan kemungkinan proyek yang lainnya. Adanya gegenseitig ausschließende ini disebabkan karena dana yang tersedia tidak cukup untuk membiayai lebih dari satu peluang investasi, proyek-proyek tersebut pada hakikatnya merupakan proyek yang menghasilkan jenis barang atau sasaran tertentu yang sama. Misalnya tempat-tempat alternative untuk mendirikan pabrik, bendungan, jalan dsb. 183 Proyek yang bukan gegenseitig ausschließliche Alternativen, apabila suatu proyek tidak merupakan alternative terhadap proyek yang lain, baik dalam hal penggunaan sumber-sumber maupun pencapaian sasaran yang diharapkan. Proyek seperti ini dapat mempunyai sasaran yang berbeda jenisnya, seperti proyek pabrik sperma, pabrik pupuk, proyek transmigrasi, dan proyek perluasan Sekolah Dasar. Proyek ini juga dapat berupa proyek yang saling melengkapi, misalnya proyek pabrik pupuk, proyek ekstensifikasi penanaman padi, dan proyek pergudangan beras. Idealnya tidak mungkin ada proyek yang secara strategis lebih bermanfaat bagi masyarakat daripada proyek marjinal, tetapitidak dapat dilaksanakan karena kekurangan dana. Proyek marjinal merupakan proyek yang menguntungkan tetapi dikecualikan (atau ditunda) pelaksanaanya karena terbentur pada masalah pembiayaan. Tetapi dalam kenyataannya, sebagian Negara berkembang mempunyai daftar proyek yang menunggu pembiayaan, yang akan diramalkan akan memberikan rate der rückkehr yang lebih tinggi daripada diskont rate gesellschaft yang akan ditentukan oleh rentabilitas proyek marjinal. Jadi, pihak yang berwenang di bidang penyusunan anggaran selalu dihadapkan pada perlunya mengurutkan berbagai proyek demi memilih proyek yang menguntungkan dari sudut pandang masyarakat yang tentunya memenuhi syarat Kriterien investasi. 4.2 Macam-Macam Kriteria Investasi Lima Macam Kriterien Investasi, yaitu: 1. Net Present Value Dari Arus Benefit dan Biaya (NPV) Keuntungan netto suatu usaha adalah pendapatan bruto dikurangi jumlah biaya. Maka NPV Suatu Proyek Adalah Selisisih PV Arus Vorteil Dengan PV Arus Biaya. Bt Nutzen sosial bruto pada th t (terdiri dari segala jenis penerimaan atau keuntungan nicht finanziellen pada th t) Ct biaya sosial bruto pada th t (terdiri dari segala jenis pengeluaran, baik yang bersifat modal maupun rutin) yang dibebani kepada penyelenggara proyek pada t ( Termasuk investasi semula dalam tahun ke nol dan seterusnya n umur ekonomis proyek i soziale Gelegenheit Kosten der Hauptstadt yang digunakan sebagai sozialen Diskontsatz. Suatu proyek dapat bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek tersebut sama atau lebih besar dari nol, apabila NPV 0, berarti proyek tersebut Deutsch: www. db-artmag. de//03/d/magazin. php. php Interne Rendite (IRR) Interner Rendite-Rückgang Adalah-Rendite atau tingkat rendemen atas investasi netto. Bt dan Ct. Benefitbiaya soziale bruto dalam th t Bt-Ct. Profitieren netto dalam th t, dimana sisi negativ merupakan investasi n. Umur ekonomis proyek Ft. Nilai investasi yang belum dikembalikan sampai akhir tahun t, setelah realisasi profit atau biaya yang terjadi dalam th itu Rt. Rendemen implizite dalam th t, entah dibayarkan (supaya betul diterimadirasakan oleh penyelenggara proyek) atau tidak. Jadi IRR adalah tingkat t yang memenuhi tiga syarat sebagai berikut: - rendemen implizite dalam tiap tahun sama dengan hasil ich kali nilai investasi pada akhir tahun sebelumnya, yakni. Rt iFt-1 - nilai investasi pada akhir tahun t nilai pada tahun sebeumnya ditambah dengan sisa pengurangan Nutzen netto dan rendemen implisit, yakni: Ft Ft-1Rt - (Bt-Ct) Ft-1iFt-1 8211 (Bt-Ct) (1i ) Ft-1 8211 (Bt-Ct) Ft akan lebih kecil dari Ft-1 apabila Nutzen netto melebihi rendemen implizit, yaitu Bt-Ct gtRt yang berarti sebagian dari investasi dikembalikan pada th t. - Benefit netto pada akhir umur proyek (tahun n) adalah jumlah (a) nilai investasi yang masih berlaku pada akhir tahun sebelumnya, ditambah (b) rendemen implizit. Akibatnya, nilai investasi pada akhir tahun n menjadi nol. Bn 8211 Cn Fn-1 iFn-1 (1 i) Fn-1 3. Netto-Nutzen-Kosten-Verhältnis (Net BC) Net BC merupakan angka perbandingan antara jumlah gegenwärtiger Wert yang positif (sebagai pembilang) dengan jumlah gegenwärtiger Wert yang negativ (sebagai Penyebut). Secara umum rumusnya adalah: 4. Brutto-Nutzen-Kosten-Verhältnis (Gross BC) Dalam perhitungan Gross BC, pembilang adalah jumlah gegenwärtiger Wert arus Nutzen (bruto) dan penyebut adalah jumlah gegenwärtiger Wert arus biaya (bruto). Jadi rumusnya adalah: 5. Provitabilitätsverhältnis (PV8217 K) Kriterien ini dipergunakan untuk mengukur rentabilitas suatu proyek di atas titik netral sebesar 1,0 dimana NPV 0. tetapi Kriterien ini dipahami sebagai indeks rentabilitas sehubungan dengan biaya modal saja, yakni membandingkan gegenwärtiger Wert arus Sisa profit dikurangi dengan biaya rutin dan biaya modal. Rumusnya adalah: 4.3 Inflasi Harga Umum dan Kriteria Investas Dalam perhitungannya, seluruh Nutzen dan biaya yang dibandingkan dalam rangka Kriterien invcstasi harus bersifat riil, yakni harus dinilai berdasar tingkat harga umum yang konstan. Pemakaian uang sebagai dasar ukuran dimaksudkan untuk memudahkan analisis, yaitu dengan menyediakan suatu dasar pembandingan antara berbagai Nutzen dan biaya. Semisal Proyek A dan B memounyai arus Nutzen netto menurut harga konstan: NPVA -1,0 0,8696 (0,5) 304 jt NPVB -1,0 0,8696 (0,5) 0,7561 (1,0) 191 Jt Terlihat bahwa proyek Ein lebih menguntungkan. Namun dengan adanya laju inflasi harga umum yang diramalkan sebesar 25, maka akan memberikan NPVA 630jt dan NPVB 725jt. Dari sini terlihat bahwa proyek B tampak lebih menguntungkan. Akan tetapi tujuan analisis Nutzen Kosten adalah memaksimalkan nilai sekarang dari suatu arus daya beli atau, tuntutan akan barang dan jasa riil. Semisal terdapat beru yang merupakan barang konsumsi, produksi dalam proyek A dan B sebagai berikut: Tahun ke 0 1 2 A - 10.000 ton 15.000 ton - B - 10.000 ton 5.000 ton 10.000 ton Ketika dalam perhitungan konstan seperti contoh diatas tadi menyatakan proyek B yang lebih Nutzen, namun apabila kita mengalikan angka inflasi pada tiap tahun, maka harga tahun kedua akan meningkat sehingga proyek Ein Yang dinilai lebih Nutzen dikarenakan mampu menyediakan beras lebih cepat 1 tahun. 4.3 Depresiasi dan Kriterien Inflasi Dalam analisis Nutzen Kosten, penyusutan tidak dimasukkan dalam arus biaya proyek. Hal ini dikarenakan biaya modal sudah masuk dalam arus biaya, sehingga ketika ditambah biaya penyusutan malah akan menyebabkan doppelzählen. Penyusutan Adalah Salah Satu unsicher Cashflow Yang Masuk Dalam Nutzen Bruto, Namun Dalam Penghitungan Nutzen netto, Penyusutan Tidak Boleh Dikurangkan Dengan Nutzen Bruto. 4.3 Kesimpulan Evaluasi proyek mendasari dua keputusan yang akan diambil dalam investasi, yakni gehen projekt atau non go projekt, dan perangkingan berbagai proyek atau alternatif proyek berdasarkan keuntungan yang didapat. Kriteria yang digunakan sebagai indeks untuk menentukan keputusan tersebut diantaranya: NPV. Selisih gegenwärtiger Wert dari arus Nutzen da biaya, dihitung dari Diskontsatz IRR. Tingkat Diskont Rate Yang menjadikan NPV suatu proyek sama dengna nol Net BC. Angka perbandingan gegenwärtiger Wert dari arus Nutzen bruto yang positif terhadap arus Nutzen netto yang negativ Gross BC amp Profitabilität. Merupakan salah pengertian tentang inti ekonomis profitieren dan biaya, sehingga tak digunakan di Indonesien. Penghitungan profitieren biaya berdasar nilai nominal dan riil dapat mempengaruhi perhitungan investasi sedemikian rupa sehingga dapat mengelirukan dalam pemilihan proyek. Arus penyusutan tidak dimasukkan dalam komponen biaya dalam perhitungna kriteriaFaktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan ini ada beberapa macam. Faktor-faktor tersebut akan saling berkaitan, sehingga secara bersama-sama akan mempunyai persediaan bahan baku. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Harga bahan baku Harga bahan baku merupakan penyusunan perhitungan berapa besar dana perusahaan harus disediakan untuk investasi dalam persediaan bahan baku ini B. Perkiraan pemakaian Sebelum kegiatan pembuatan bahan baku dilaksanakan, maka manajemen harus membuat perkiraan bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses produksi pada suatu periode. C. Biaya-biaya persediaan Didalam menentukan besarnya persediaan bahan baku, maka perlu diperhitungkan pula biaya-biaya penyelenggaraan bahan baku. D. Pemakaian senyatanya Pemakaian bahan baku senyatanya dari periode-periode yang lalu (aktualen nachfrage) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta bagaimana hubungannya dengan pemakaian yang sudah disusun dan harus senantiasa dianalisa, dengan demikian maka akan dapat Disusun perkiraan kebutuhan bahan baku mendekati kenyataan Waktu tunggu (Lead Time) adalah tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku sampai datangnya baha baku tersebut. F. Kebijaksanaan pembelanjaan Seberapa besar persdiaan bahan baku akan mendapatkan dana dari perusahaan akan tergantung pada kebijaksanaan-kebijaksanaan dari dalam perusahaan tersebut. Menurut Terry Hill (2000: 104). Menyatakan bahwa: 8220Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan tempat dan komposisi dari persediaan barang maupun bahan baku sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien8221. Denan Adanya persediaan memadai dalam jumlah mutu, tempat dan waktu yang tepat, antara lain berguna untuk: a. Menghilangkan resiko terlambatnya kedatangan barang atau bahan yang dipesan B. Menghilangkan resiko dari barang atau bahan yang dipesan tidak dalam kondisi yang baik dan harus dikembalikan lagi. ein. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau ikut menjamin kelancaran proses produksi. C. Mencapai penggunaan mesin optimal. D. Untuk menjaga bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan apabila bahan itu tidak ada pesanan E. Mitglieds-Pelayanan-Kepada-Pelanggan-Dengan-Sebaik-Baiknya-Dimana-Keinginan-Langhaan-Pada-Suatu-Witzu-Dapat-Dipenuhi-Atah-Mitglieds-Jaminan-Tetap-Tersedianya-Barang-Tersebut. Fungsi dan Pengendalian Persdiaan Fungsi Utama Pengendalian Efektif a. Pengadaan (Beschaffung) Harus diciptakan beberapa prosedur untuk memperoleh liefern Material yang dibutuhkan dalam jumlah cukup. B. Pemeliharaan (Pflegen) Harus diciptakan beberapa prosedur untuk memelihara dan melindingi Material yang sudah masuk sebagai persediaan. C. Pengeluaran (Herausgabe) Harus diciptakan, ditentukan suatu route untuk mengeluarkan pada waktu dan tempat yang dibutuhkan. Selain fungsi utama diatas ada beberapa fungsi pengendalian persediaan bahan baku lainnya adalah sebagai berikut: a. Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu liefern yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan, kualitas maupun kuantitas. B. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan yaitu mengadakan suatu sistem penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang telah dimasukan kedalam persediaan. C. Pengeluaran bahan-bahan yaitu menetapkan suatu pengeluaran dan penyimpanan bahan-bahan dengan tetap pada saat serta tempat yang dibutuhkan. D. Meminimalisasi investasi dalam bentuk barang (mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimale setiap waktu). Tujuan Pengendalian Persediaan Dari teori fungsi dan tujuan pengendalian tersebut diatas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa pengendaliaan persdiaan bertujuaan untuk: a. Optimalisasi dari modal yang tertahan dalam perusahaan B. Menjaga agar proses produksi tetap lancar C. Melindingi persediaan terhadap pemborosan, kerusakan dan resiko-resiko lain. D. Tujuan praktis dalam kegiatan untuk mendapatkan biaya persediaan yang minimal. Tujuan dari pengendalian persdiaan adalah mempunyai jumlah mutu material yang tepat pada waktu dibutuhkan dengan pengeluaran investasi yang minimal sesuai dengan kemampuan perusahaan. Menurut Sofjan Assauri (1998: 184). untuk menjamin terdapatnya persediaan Pada Tingkat Yang optimale Agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya minimal, maka diperlukan pengawasan pembeliaan bahan baku Yang memenuhi persyaratan-persyaratan menurut kebutuhan Yang standar Yang ditetapkan dalam perusahaan. Persyaratan-persyaratan Yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelian bahan-bahan yaitu : ein. Die richtige Menge (jumlah yang tepat) Mendapatkan jumlah yang tepat atau optimal, maka kegiatan produksi berjalan dengan kontinu dan penanaman modal untuk kebutuhan bahan baku sesuai dengan yang diperlukan perusahaan dalam periode yang telah ditetapkan dalam neraca. B. Die richtige Qualität (mutu yang tepat) Mendapatkan mutu yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan ini sangat menolong dalam kegiatan produksi. Kegiatan pembelian tidak saja diarahkan untuk mutu yang tepat sesuai dengan kebutuhan. C. Die richtige Zeit (waktu yang tepat) Mendapatkan bahan-bahan yang tepat pada waktunya dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan semula jika hal ini meleset dari rencana yang telah ditetapkan, tentu akan membahayakan keadaan perusahaan, maka dari itu telah terjadi kewajiban bagian pembelian untuk memperhatikan Dan memerlukan jaminan dari suplier agar mengirim bahan baku yang telah ditetapkan. D. The Rught Price (Harga Yang Tepat) Mendapat Harga Yang Tepat Maksudnya, Harga Yang Didapatkan Sesuaai Dengan Standar Harga Yang Telah Ditentukan Mutu Barang Yang Akan Dibeli. E. Die richtige Quelle (sumber yang tepat) Mendapatkan sumber yang tepat, sehingga dapat menentukan sumber yang mana yang memenuhi persyaratan kebutuhan yang diinginkan, seperti jumlah mutu, waktu dan harga. Berikut ini akan dijelaskan tentang metode-metode penilaian investasi yang akan di bahas dalam penulisan ilmiah ini: 1 Metode Payback Periode Menurut Bambang Rianto (1995124), Payback Periode adalah 8220Suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan fährt atau aliran kas netto fort (Netto-Cashflows) 8221. Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti Auszahlungsmethode. Rückzahlungsperiode dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut: Apabila payback period dari suatu investasi lebih kecil pendek dari periode payback maksimum, maka usulan investasi tersebut diterima. Sebaliknya kalau payback periodnya lebih panjang dari pada periode maksimum maka usulan investasi ditolak. Kebaikan Payback Periode 1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit untuk diperkirakan, maka tes dengan metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengambilan investasi. 2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai Rate der Rückkehr dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengambilannya paling cepat. 3. Metode ini merupakan alat yang sederhana untuk memilih usul-usul investasi sebelum meningkat ke penilaian lebih lanjut dengan mempertimbangkan kemampuan investasi untuk menghasilkan laba seperti dalam prent Wert dan Discounted Cash Flow Methode. Kelemahan Payback Periode 1. Metode ini tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Uang yang diterima sekarang lebih berharga jika dibandingkan dengan uang yang akan diterima setahun lagi, karena adanya kesempatan untuk memutarkan uang tersebut untuk memperoleh kembali (retun) dalam usaha bisnis. 2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali. Bagaimanapun juga aliran kas sesudah payback period merupakan faktor yang menentukan dalam menghitung kemampuan suatu investasi untuk menghasilkan laba. 2 Metode Net Present Value Menurut metode ini, penerimaan kas (Geldzuflüsse) pada masa yang akan datang selama investasi berlangsung, dihitung bedasarkan nilai sekarang. Besarnya selisih antara pendapatan diferensial dengan biaya diferensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan diferensial dan biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut, kemudian dinilai tunaikan dengan tarif kembalian tertentu. Kritiker pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut: Suatu usulan investasi akan diterima, jika nilai sekarang dari Bargeldzuflüsse lebih besar dari nilai sekarang auszahl fließt-nya. Dengan demikian, usulan investasi dinilai layak untuk dilaksanakan, jika nilai sekarang aliran kasnya positif. Kebaikan metode Net Present Value 1. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang 2. Dalam Gegenwert Methode semua aliran kas selama umur proyek investasi diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi Kelemahan metode Net Present Value 1. Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tarif kembalian investasi 2. Dalam Membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlah investasi yang ditanamkan di dalamnya, nilai tunai aliran kas bersih dalam rupiah tidak dapat dipakai sebagai pedoman 3. Metode IRR (interne Rate der Rückkehr) Metode interne Rate der Rückkehr (IRR) sering disebut juga Discounted Cash Flow (DCF). Pada dasarnya Interne Rate der Rückkehr Methode Sama Dengan Present Value Methode, Karena Kedua-Duanya Memperhitungkan Nilai Waktu uang Dimasa Yang Akan Datang. Perbedaannya adalah dalam Present Value Methode tarif kembalian (Rendite) sudah ditentukan lebih dahulu sebagai tarif kembalian. Sedangkan dalam Discounted Cash Flow Methode justru tarif kembalian ini yang dihitung sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Kriteria penerimaan dengan menggunakan metode ini, jika IRR lebih besar dari rate der rückkehr yang diisyaratkan maka usulan investasi layak diterima, karena menunjukkan bahwa suatu proyek akan mendatangkan keuntungan. Sebaliknya jika IRR lebih kecil dari Rate der Rückkehr yang diisyaratkan maka usulan investasi tersebut ditolak, karena menunjukkan bahwa proyek tersebut mendatangkan kerugian. Kebaikan metode IRR Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang Kelemahan metode IRR Terletak pada aturan atau kaidah IRR yang menyatakan bahwa apabila ada 2 Proyek yang gegenseitig ausschließende, maka proyek yang dipilih yang memiliki IRR lebih besar. 4. Metode ARR (Acounting Rate of Return) Metode Buchhaltung Rate der Rückkehr atau sering disebut durchschnittliche Rendite, menunjukkan prosentase keuntungan neto sesudah pajak dihitung dari durchschnittliche investition. Apabila Tiga Metode Amortisationszeit, Dan Netto Wert Wert Mendasarkan Diri Dari Erträge atau Cash Flows, Maka Metode Buchhaltung Rate der Rückkehr ini Mendasarkan Diri Pada Keuntungan Yang Dilaporkan Dalam Buku (berichtet Akquisition Einkommen). Kritiere pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut. Suatu investasi akan diterima jika kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak perusahaan. Jika pengambilan keputusan belum memiliki batsan tarif kembalian investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang memberikan tingkat kembalian yang terbesar. Kebaikan metode ARR Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur investasi. Kelemahan metode ARR 1. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang. 2. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi. 3. Metode ini tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahap.
No comments:
Post a Comment